seorang tua
pengayuh beca
di bawah terik mentari empat petang
menunggu giliran
bergerak melepasi traffic light
di hadapan kompleks pejabat kerajaan
dengan peluh membasahi baju lusuhnya
dengan keringat mengalir laju ke bawah dagunya
dengan air putih dalam botol mineral tanggal jenama
dengan kereta besar gah di depan dan belakangnya
dan asap kering menerawang sekelilingnya
rengkuhnya kering menyedut habuk
tangannya kasar menggepal handle beca
sehingga timbul urat-urat kasar
dipermukaaan belulang keringnya
hadiah dari kerja kerasnya
seorang tua
pengayuh beca
di bawah panas mentari emmpat petang
mata terpejam kewalahan
menahan bahang aspal yang tak mengenal kasihan
lalu hatiku menjadi terkesan
masih ada lagikah kemiskinan
di tengah bandaraya kebanggaan?
No comments:
Post a Comment